Surabaya Tutup 2025 dengan Prestasi: Orang Miskin Tersisa 105 Ribu, IPM Tertinggi di Jatim!

Reporter : Andriansyah  |   Selasa, 23 Des 2025 22:25 WIB
SURABAYA TERTINGGI: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Surabaya tertinggi se-Jatim pada 2025. | Sumber: BPS Jatim

SURABAYA | Barometer Jatim – Menutup 2025, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya di bawah kepemimpinan Wali Kota Eri Cahyadi menunjukkan kinerja membanggakan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka kemiskinan turun menjadi 3,56% (105,09 ribu jiwa) pada Maret 2025 dan kemiskinan ekstrem menyentuh nol jiwa, serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai 85,6% tertinggi di Jatim. 

Baca juga: Seruan Eri Cahyadi di Penghujung 2025: Apa pun Sukunya, Ayo Bangun Surabaya!

Di luar statistik BPS, realisasi dividen yang disetor BUMD ke Pemkot Surabaya per 1 Desember mencapai Rp 204,6 miliar. Angka ini meningkat signifikan, naik 4,75% dibandingkan 2024.

Capaian impresif tersebut membuat Eri optimistis menyongsong 2026. Berbekal potensi ekonomi bruto yang menembus Rp 700 triliun, dia mematok target pertumbuhan ekonomi di atas angka 6%.

"Peningkatan kualitas SDM tetap menjadi kunci. Sebagai kota jasa dan gerbang utama Indonesia Timur, Surabaya memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Pertumbuhan yang optimal bisa dicapai ketika seluruh aspek bergerak bersama," ucapnya, Selasa (23/12/2025).

Di bawah kepemimpinan Eri Cahyadi, Surabaya memang tidak hanya sekadar bertahan di tengah ketidakpastian global, tetapi melesat melalui transformasi ekonomi kerakyatan yang terintegrasi. 

Dengan pertumbuhan ekonomi yang menyentuh angka 5,76% melampaui rata-rata Jawa Timur dan nasional, Surabaya sukses memadukan inovasi teknologi dengan semangat gotong royong.

Gebrakan Lewat SGE

Langkah strategis tahun ini dimulai dengan gebrakan lewat Surabaya Great Expo (SGE). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, SGE ke-14 mengusung tema integrasi produk lokal dengan pelayanan publik.

Eri menegaskan, pemerintah harus hadir sebagai fasilitator yang memudahkan langkah para pelaku usaha. Hasilnya nyata, transaksi selama pameran melampaui angka Rp 6 miliar, membuktikan tingginya kepercayaan pasar terhadap produk UMKM Surabaya.

PERTUMBUHAN: IPM Surabaya 2025 tertinggi se-Jatim, pertumbuhan tertinggi Bojonegoro. | Sumber: BPS Jatim

"Surabaya Great Expo ini bukan sekadar pameran, melainkan ajang memperkuat perekonomian daerah,” kata Eri. 

“Masyarakat tidak hanya belanja produk kreatif, tapi juga bisa mengurus NIB hingga konsultasi investasi di satu tempat. Ini adalah kunci memperkuat ekonomi lokal lewat layanan terpadu," sambungnya.

Puncak transformasi digital terjadi pada Desember 2025 dengan peluncuran aplikasi Si-Boyo. Platform ini merupakan langkah konkret Pemkot Surabaya dalam mendigitalisasi Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP)

Melalui aplikasi ini, UMKM memiliki 'lapak digital' yang ekosistemnya didukung warga setempat sebagai kurir, menciptakan sirkulasi ekonomi tertutup yang menyejahterakan warga lokal.

Baca juga: Pemkot Surabaya Luncurkan Aplikasi Si-Boyo, Lapak Baru UMKM Tingkatkan Omzet!

Eri menyebut, inovasi ini sebagai bentuk nyata dari pengamalan ekonomi yang berkeadilan. Saat ini, aplikasi tersebut tengah diintegrasikan ke 153 kelurahan seluruh Surabaya.

"Strateginya adalah ekonomi kerakyatan berbasis gotong royong. Ini adalah langkah kita membumikan Ekonomi Pancasila. Meskipun digital, keberpihakan tetap kepada warga kecil, UMKM, dan ibu rumah tangga yang ingin mandiri secara ekonomi," paparnya.

Kesuksesan ekonomi Surabaya 2025, tandas Eri, juga tidak lepas dari peran aktif kaum perempuan melalui Gebyar Wirausaha Perempuan bertajuk Perempuan Berdaya Surabaya Sejahtera.

PERAN PEREMPUAN: Ekonomi Surabaya 2025 tak lepas dari peran aktif kaum perempuan. | Foto: Humas

Pemkot Surabaya memberikan dukungan penuh mulai dari klinik bisnis hingga sertifikasi halal gratis. Eri meyakini, kolaborasi lintas sektor adalah bahan bakar utama pertumbuhan UMKM.

Hal ini terlihat dari munculnya lebih dari 10 ribu wirausahawan baru sepanjang tahun, yang didominasi penggerak ekonomi domestik.

"Kolaborasi dari semua sektor untuk mendukung UMKM di Surabaya bisa membuka peluang atau pasar yang baru. Dengan begitu perkembangan UMKM di Surabaya bisa semakin signifikan," ungkapnya. 

Untuk menjaga daya beli, Surabaya Shopping Festival (SSF) pada Mei dan Surabaya Holiday Super Sale (SHSS) pada Desember, digelar secara masif dengan melibatkan belasan mal dan ribuan tenant. Diskon hingga 80% menjadi magnet wisatawan mancanegara maupun domestik. 

Baca juga: Setoran Dividen BUMD Surabaya ke Pemkot Naik Tajam, Tembus Rp 204,6 Miliar!

Namun di tengah gempuran konsumsi tersebut, Eri tetap menjaga stabilitas harga melalui High Level Meeting (HLM) bersama Satgas Pangan,  Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), Tim Percepatan dan Perluasan Ekonomi Digital (TP2ED), serta Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).

KEMISKINAN TURUN: Orang miskin di Surabaya turun jadi 105,09 ribu jiwa (3,56%) per Maret 2025. | Sumber: BPS Surabaya

Eri menekankan pentingnya akses keuangan untuk menopang permodalan pedagang, agar harga di pasar tetap terkendali. 

"Fokus utama adalah inflasi dijaga melalui implementasi digitalisasi yang terintegrasi dengan peningkatan akses keuangan daerah,” kata Eri.

“Ketika seluruh elemen bergerak sinergis, pertumbuhan ekonomi akan tercapai dan kemiskinan akan menurun," imbuhnya.{*}

| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur


Berita Terbaru

Berita Populer