Jika Pelantikan Presiden Gagal, Indonesia Bisa Di-Yaman-kan

barometerjatim.com  |   Selasa, 24 Sep 2019 22:11 WIB

AWAS DITUMPANGI: KH Marzuki Mustamar, demo mahasiswa jangan ditumpangi ideologi tertentu. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS

SURABAYA, Barometerjatim.com Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Marzuki Mustamar mengingatkan mahasiswa yang berdemo menolak pengesahan RKUHP, revisi UU KPK, serta RUU lainnya agar berhati-hati karena rawan ditumpangi.

Baca juga: Mahfud MD: Pak Harto Penuhi Syarat Jadi Pahlawan, Ukurannya Bukan KKN tapi Hukum!

Apalagi jika ujung dari demo besar-besar tersebut ada upaya untuk menggagalkan pelantikan Joko Widodo (Jokowi) dan KH Maruf Amin, sebagai presiden dan wakil presiden RI periode 2019-2024, 20 Oktober mendatang.

Kalau sampai ada gangguan berat pelantikan ini gagal, bisa di-Yaman-kan lho Indonesia, kata Kiai Marzuki di kantor PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar Surabaya, Selasa (24/9/2019) sore.

Yaman kan perang saudara setelah Pilpres juga, iya kan. Suriah sama sekarang, tandas pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sabiilul Rosyad, Gasek, Kota Malang tersebut.

Gawe politik berupa Pilpres, lanjut Kiai Marzuki, memang rawan kepentingan kelompok. Itu dimasuki sekalian, panas-panasan, ujarnya.

Karena itu, Indonesia harus berhati-hati. Beri kesempatan pemerintah atau siapapun untuk menata pemerintahan ini.

Kita kondisikan dulu. Nah, perkara nanti ada yang kurang tegas tehadap (pemberantasan) korupsi, itu disuarakan, ucapnya.

Baca juga: Khofifah Klaim Kemendikti Ada di Kabinet Prabowo Asli Usulannya, Gimana Ceritanya?

Jangan sampai mahasiwa, tegas Kiai Marzuki, ditumpangi kelompok untuk menyuarakan ideologi tertentu. Mahasiswa jangan mau dibayar, mahasiswa harus mandiri.

Mahasiswa ilingo sampeyan iku dibayari wong tuwo (ingatlah kalau kuliah itu dibiayai orang tua). Jangan mau sampeyan dema demo untuk ideologi tertentu, ujarnya.

Apalagi PWNU Jatim melihat aksi besar-besaran mahasiswa tersebut sudah mengarah pada ajakan untuk revolusi.

Awalnya mereka menolak RUU, tapi membabi buta, sampai akhirnya yel-yelnya: Revolusi.. revolusi.. revolusi. Itu kan ketoro banget (kelihatan sekali) ditumpangi. Nah kami enggak tahu, katanya.

Baca juga: Khofifah Temui Jokowi di Solo Usai Retret, Ada Maksud Politik?

(Kalau yang disuarakan) tentang korupsi, oke! Ayo! NU juga seperti itu. Tapi ojo (jangan) terus ada penumpang gelap di situ. Eh, ujung-ujungnya apa sih, terkait dengan Pilpres kemarin, dan seterusnya, ujarnya.

ยป Baca Berita Terkait Jokowi, PWNU Jatim

Tags :

Berita Terbaru

Berita Populer