PPSDS Jatim Soroti RPH TOW: Fasilitas Tak Memadai, Lantai Bangunan Sudah Retak Lagi!

Reporter : Andriansyah  |   Senin, 04 Agu 2025 19:31 WIB
PEMOTONGAN: Tempat pemotongan sapi BX, disebut belum ada audit dari pihak Australia. | Foto: Barometerjatim.com/RQ

SURABAYA | Barometer Jatim – Rencana pemindahan Rumah Potong Hewan (RPH) Pegirian ke lokasi baru di Tambak Osowilangun (TOW), September mendatang, mendapat sorotan dari Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim.

Menurut Ketua PPSDS Jatim, Muthowif, dari hasil pantauan dan pengamatannya di lokasi pada Sabtu (2/8/2025), kondisi bangunan masih dalam proses penyelesaian bahkan lantai sudah retak sebelum serah terima sehingga kurang memadai, serta lingkungan yang dekat dengan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.

Baca juga: Ribut-ribut Kereta Cepat Whoosh, Prabowo: Saya Tanggung Jawab Semuanya!

“Dari segi fasilitas RPH TOW juga kurang memadai, seperti tempat penurunan sapi hanya ada satu lokasi. Kondisi ini tidak mendukung bagi sapi yang baru datang dari pasar tradisional hewan seperti Malang, Probolinggo, dan Lumajang,” katanya, Senin (4/8/2025).

"Sapi yang dipotong di RPH TOW, para pengguna jasa (jagal) RPH didatangkan dari pasar tradisional hewan Pasar di Probolinggo, Malang, dan Lumajang yang datang secara bersamaan pada malam hari, sehingga membutuhkan tempat penurunan lebih dari satu lokasi," sambungnya.

KURANG MEMADAI: Tempat penurunan sapi hanya ada satu lokasi, dinilai kurang memadai. | Foto: Barometerjatim.com/RQ

Selain itu, lanjut Muthowif, tempat pemotongan sapi Brahman Cross (BX) belum dilakukan audit oleh pihak yang berwenang. Sehingga, perlu diadakan audit terlebih dahulu terkait kelayakan bangunan dan peralatan yang dimiliki RPH TOW.

"Kami meminta kepada PD (Perusahaan Daerah) RPH untuk dilakukan audit kelayakan bangunan dan peralatan yang dimiliki RPH TOW terlebih dahulu sebelum pindah. Kalau tidak dilakukan audit, saya kawatir para jagal dilarang motong sapi BX oleh pihak Australia," ucapnya.

Begitu pula dari segi lantai bangunan. Kondisi lantai RPH TOW sudah mengalami keretakan yang tidak sedikit, sehingga kondisi ini perlu mendapat perhatian dari pengawas proyek dan Inspektorat untuk mengantisipasi kerusakan yang lebih banyak lagi.

Baca juga: Dramatis! Cerita Tim Rescue Surabaya Evakuasi Santri Korban Tragedi Al Khoziny

"Bangunan lantai RPH TOW belum ada serah terima dari Pemkot ke pengelola PD RPH sudah mengalami keretakan di lantai yang tidak sedikit, saya kawatir lantainya akan mengalami kerusakan lebih banyak lagi. Kami meminta kepada pengawas proyek dan Inspektorat untuk meneliti spek bangunan lantai yang ada di RPH TOW,” pintanya.

RETAK: Lantai sudah retak parah sebelum bangunan diserahterimakan. | Foto: Barometerjatim.com/RQ

Selain itu, dari segi lingkungan RPH TOW dekat dengan TPA sampah. Menurut Muthowif, lingkungan seperti ini perlu ada kajian yang sangat mendalam tentang keamanan dan kesehatan daging yang dihasilkan.

"Lokasi lingkungan RPH TOW yang berdekatan dengan TPA, saya rasa pemerintah perlu melakukan kajian yang komprehensif,” kata Muthowif.

Baca juga: Dipimpin Eri Cahyadi, Kemiskinan di Surabaya Turun Tajam Tersisa 3,56%!

“Mengingat daging dari RPH salah satu sumber makanan pokok yang dikonsumsi masyarakat Surabaya, apalagi dalam rangka mendukung program pemerintah kecukupan pangan dan Makanan Bergizi Gratis (MBG)," imbuhnya.{*}

| Baca berita RPH Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur


Berita Terbaru

Berita Populer