DPRD Surabaya Dorong Kelangsungan Urban Farming, Pemkot Diminta Hadir

Reporter : Andriansyah  |   Senin, 24 Feb 2025 23:27 WIB
URBAN FARMING: Laila Mufidah kunjungi Kampung Ijo Kendangsari, jaga kelangsungannya. | Foto: IST

SURABAYA | Barometer Jatim – Selain untuk ketahanan dan produk pangan berdikari, pertanian kota (urban farming) yang ditanami mulai dari sayur sawi, kangkung, brokoli, selada, tomat, hingga cabai juga menjadikan kampung asri.

Karena itu Wakil Ketua DPRD Surabaya, Laila Mufidah mendorong urban farming dilakukan di seluruh kampung di Kota Pahlawan.

Baca juga: 1.214 Inovasi Surabaya Diganjar Rekor MURI, Eri Cahyadi: Ini Bukan Gaya-gayaan!

Dia mencontohkan “Kampung Ijo” di RT 01 RW 05 Kampung Kendangsari Gang 1, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya.

“Penduduk kampung ini mampu menikmati hasilnya untuk kebutuhan harian sendiri, serta memasok sejumlah warung-warung untuk lalapan sehingga berbobot ekonomi,” katanya saat berkunjung ke Kampung Ijo Kendangsari, Senin (4/2/2025).

Menurut Laila, hal itu harus dipertahankan karena kondisinya kini mulai berubah lantaran produksinya tidak sesegar dan seproduktif dulu.

Saat didirikan pada 2000, Kampung Ijo Kendangsari dalam sekali panen mampu mendapat omzet sampai Rp 7 juta. Tapi sekarang media hidroponik yang semula mencapai 25 titik menjadi 12 titik alias tinggal 2.000 lubang hidroponik.

Kondisi ini tidak bisa dibiarkan, karena bisa mengganggu kelangsungan Kampung Ijo. Terlebih warga yang berdikari membangun Kampung Ijo selama lima tahun, hingga kini belum mendapat support optimal dari Pemkot Surabaya.

"Tugas semua pihak untuk terus menjaga dan mempertahankan urban farming. Budi daya sayur di media pot dan hidroponik adalah langkah tepat mewujudkan ketahanan pangan di perkotaan," tandas Laila.

Baca juga: Setahun Ciptakan 1.214 Inovasi, Pemkot Surabaya Ukir Rekor MURI!

Legislator asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) PKB ini menghargai kemandirian warga dalam melahirkan Kampung Ijo, namun harus tetap didukung Pemkot Surabaya agar kelangsungannya terjaga.

“Pemkot harus datang mendukung program ketahanan pangan berdikari yang digalang penduduk kampung. Caranya, fasilitasi mereka," ucap Laila.

Saat ini, lanjutnya, warga Kendangsari mengimpikan green house mini untuk melindungi sayuran dari ancaman hujan. Selain itu, warga juga dibebani listrik lantaran setiap hidroponik perlu siraman air rutin lewat pompa.

“Para pelaku urban farming di Kendangsari, berharap didukung solar cell agar mampu menghemat dan efisiensi. Kalau tidak dari APBD, ya CSR perusahaan mampu dipetunjukkan ke Kendangsari," harap Laila.

Baca juga: Charity for Sumatra, Dalam Semalam Pemkot Surabaya Kumpulkan Rp 3,5 Miliar!

Dia tak mau keberadaan golongan tani dan kemandirian penduduk hanya dibutuhkan saat aktivitas seremoni. Saat ada kunjungan 'dioprak-oprak', ketika saat warga butuh dukungan harusnya juga saling menguatkan.

“Selama Pemkot mampu sebaiknya dibantu, atau paling tidak mendata pihak perusahaan untuk menyebar CSR mereka membantu penduduk dalam ketahanan pangan mandiri,” ucap Laila.{*}

| Baca berita DPRD Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur


Berita Terbaru

Berita Populer