Ramai Patung Ayam Jago, Eri Cahyadi: Surabaya Tak Bisa Lepas dari Sawunggaling!

Reporter : Andriansyah  |   Jumat, 19 Sep 2025 22:20 WIB
CURI PERHATIAN: Monumen Ayam Jago di Lidah Wetan, simbol perjuangan Sawunggaling. | Foto: Barometerjatim.com/HPS

SURABAYA | Barometer Jatim – Bukan hiu dan buaya tapi ayam jago. Ya, ikon baru Surabaya yang berdiri gagah di Lidah Wetan tersebut langsung ramai mencuri perhatian: Monumen Ayam Jago!

Bagi Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, ikon ayam jago menyimpan makna mendalam, simbol perjuangan Raden Sawunggaling, pahlawan legendaris yang menjadi cikal bakal Kota Pahlawan.

Baca juga: Ipuk Raih Most Inspiring Tourism Leader, Ini Kontribusinya untuk Pariwisata!

“Patung itu menunjukkan Surabaya ini tidak bisa lepas dari Sawunggaling. Jadi, Surabaya itu ceritanya berasal dari Joko Bereg,” katanya, Jumat (19/9/2025).

Eri menjelaskan, Joko Bereg merupakan nama lain dari Raden Sawunggaling. Dalam legenda yang diceritakan turun-temurun, Joko Bereg datang ke Surabaya bersama ayam jagonya untuk mencari ayah kandungnya, Adipati Jayengrono.

“Kedatangan Joko Bereg disambut tantangan oleh dua saudara tirinya, Sawungrana dan Sawungsari, yang meragukan statusnya. Joko Bereg kemudian membuktikan identitasnya melalui adu ayam yang dimenangkan ayam jagonya,” jelasnya.

Eri berharap, kisah dan semangat Sawunggaling yang direpresentasikan oleh patung ini dapat menular kepada seluruh warga Surabaya.

"Dengan patung itu, dimunculkan kembali semangat arek-arek Surabaya, semangat Sawunggaling. Diharapkan kita diingatkan untuk melihat perjuangan Sawunggaling, bagaimana beliau babat alas atau membuka lahan Surabaya,” ujarnya.

Baca juga: Jalan Baru Diaspal Jadi Arena Balap Liar, Eri Cahyadi Tak Diam: Tindak Tegas!

Lebih dari sekadar mengenang sejarah, lanjut Eri, patung ini diharapkan menjadi pengingat untuk terus menjaga nilai-nilai persatuan, kekeluargaan, dan keamanan.

Di masa lalu, Sawunggaling dikenal sebagai sosok yang berani melawan penjajah Belanda. Ayam jagonya pun menjadi simbol keberanian, keteguhan, dan kemenangan yang selalu menyertai perlawanannya.

"Semangat kita adalah kembali seperti dulu, seperti saat kita babat alas Surabaya. Dijaga persatuannya, dijaga keamanannya, dijaga kekeluargaannya," tegasnya.

Patung ayam jago, tandasnya, tidak hanya berfungsi sebagai simbol tetapi juga menjadi ikon destinasi baru di kawasan Lidah Wetan yang strategis, karena lokasinya tak jauh dari makam Sawunggaling.

Baca juga: Penuhi Hak Dasar Pendidikan, Pemkot Surabaya Berikan Beasiswa Prasekolah

“Keberadaannya seolah menjadi gerbang simbolis, yang mengajak masyarakat untuk lebih mengenal dan menghargai sejarah kota,” ujar Eri.{*}

| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur


Berita Terbaru

Berita Populer