4 Tahun Beroperasi, UKM Benang Emas Surabaya Menjelma Jadi Pilar Ekonomi!

Reporter : Andriansyah  |   Rabu, 29 Okt 2025 15:12 WIB
PILAR EKONOMI: UKM Benang Emas, tak pernah sepi dari deru mesin jahit. | Foto: Barometerjatim.com/HPS

SURABAYA | Barometer Jatim – Sekitar empat tahun beroperasi, UKM Benang Emas di kawasan Jalan Tambak Wedi Surabaya bertransformasi menjadi pilar ekonomi yang kuat bagi 114 anggotanya.

Bergerak di bidang jahit-menjahit di bawah naungan Koperasi Sumber Barokah (SMB), UKM Benang Emas tidak hanya bicara tentang omzet tetapi juga pembangunan mental, harga diri, dan peningkatan taraf hidup Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Surabaya.

Baca juga: Bantuan ke Sumatra, Pemkot Surabaya Imbau Pakaian Bayi dalam Kondisi Baru!

Geliat ekonomi begitu terasa. Setiap hari tak pernah sepi dari deru mesin jahit. Suara ritmis jarum yang menembus kain dan alat pemotong saling bersahutan, menjadi orkestra produktivitas harian di markas Koperasi SMB, sekaligus dapur utama UKM Benang Emas.

Para penjahit hilir mudik, bergantian menyetorkan hasil kerja mereka. Tumpukan produk jahitan, mulai dari seragam sekolah, seragam kantor instansi Pemkot Surabaya, dan berbagai lembaga di Kota Pahlawan, hingga pesanan khusus dari pondok pesantren (Ponpes) bahkan jemaat gereja di Papua, memotret geliat bisnis yang meluas jauh melampaui batas kota.

Ketua Koperasi SMB, Uci Fatimatuzzahro menjelaskan, keberadaan UKM Benang Emas didasari semangat ganda, mulai dari sosial dan bisnis.

“Fokus utama kami adalah progres dan pertumbuhan berkelanjutan. Kami hadir untuk menaungi ibu-ibu dan bapak-bapak yang ingin menambah penghasilan dan menjadikan aktivitas menjahit sebagai second engine (mesin kedua) dalam ekonomi keluarga," ujarnya, Selasa (28/10/2025).

Semangat pemberdayaan tersebut disambut baik Pemkot Surabaya yang memiliki kebijakan pro UMKM. UKM Benang Emas berhasil memanfaatkan peluang ini, terutama dalam pengerjaan proyek-proyek besar seperti seragam gratis bagi siswa MBR.

Peran Besar Pemkot

Volume pekerjaan yang stabil dari Pemkot Surabaya inilah yang menjadi kontributor signifikan, mengubah aktivitas menjahit yang awalnya hanya pekerjaan sampingan, menjadi penghasilan utama bagi banyak para penjahit.

Menurut Uci, perubahan terbesar yang tercipta bukanlah uang semata, melainkan pembangunan mental dan harga diri. Melalui Sekolah Tangguh UKM Tangguh Surabaya (Setara), disiplin dan tanggung jawab profesional ditanamkan kepada para anggota UKM Benang Emas.

“Anggota diajarkan prinsip deadline yang tak bisa ditawar, bahkan menerapkan tanggung renteng saling bantu menyelesaikan pesanan demi menjaga kualitas bersama,” kata Uci.

BANGUN MENTAL: UKM Benang Emas tak hanya soal omzet tapi juga bangun mental. | Foto: Barometerjatim.com/HPS

“Selain skill, yang paling ditanamkan adalah disiplin dan tanggung jawab profesional. Jika ada satu penjahit yang kesulitan menyelesaikan pesanan, anggota lain akan segera membantu,” imbuhnya.

Kemandirian ini memuncak pada program Tabungan Hari Raya (Tahara), yang dana pencairannya menjelang Ramadan menjadi simbol bahwa mereka mampu merayakan Lebaran dengan uang hasil jerih payah sendiri, tanpa mengharapkan THR.

Baca juga: Jalan Baru Diaspal Jadi Arena Balap Liar, Eri Cahyadi Tak Diam: Tindak Tegas!

“Kemandirian mental inilah, yang bahkan menyelamatkan seorang ibu dari niat ekstrem untuk menjual ginjal demi biaya kuliah anaknya, menunjukkan bahwa UKM Benang Emas berhasil mengubah nasib dan membangun harapan nyata bagi warganya,” terangnya.

Bukti nyata peningkatan kesejahteraan terlihat pada Makruf (46), seorang penyandang disabilitas dari Semampir yang merupakan tukang potong kain di UKM Benang Emas. Setelah bergabung selama tiga tahun, dia kini dipercaya menjadi penanggung jawab penuh untuk seluruh proses pemotongan kain pesanan.

Pendapatan Naik Tajam

Sebelum bergabung UKM Benang Emas, Makruf bekerja di konveksi lain, namun penghasilannya hanya cukup untuk makan. Kondisi ini membuatnya dan keluarga sering terpaksa berutang atau tutup lubang gali lubang untuk kebutuhan sehari-hari.

“Setelah bergabung Benang Emas, pendapatan melonjak tajam. Saya mengelola tim kecil yang terdiri dari empat orang. Sekali pencairan upah seminggu sekali, berbeda dengan penjahit yang dua kali seminggu. Upah bersih bisa sampai angka Rp 10 juta hingga Rp 12 juta,” ungkap Makruf.

Fluktuasi pendapatan di UKM Benang Emas yang mencapai Rp 10 juta per bulan pada saat pesanan ramai, telah memberinya stabilitas yang memungkinkan dia berinvestasi kecil untuk keluarganya.

"Di sini untungnya lebih besar. Keluarga tidak lagi berutang untuk makan sehari-hari, itu perubahan paling besar. Alhamdulillah, kini saya bisa menyekolahkan anak di Ponpes, beli sepeda motor, dan paling penting, bisa melunasi sisa cicilan pembangunan rumah yang dulu sampai dititipkan suratnya di bank," ungkapnya.

Baca juga: Penuhi Hak Dasar Pendidikan, Pemkot Surabaya Berikan Beasiswa Prasekolah

Hal serupa dirasakan Suliha (45), penjahit asal Tambak Wedi Baru. Suliha yang sangat mahir menjahit hingga mampu menyelesaikan 20 potong baju dalam sehari, awalnya hanya bekerja di konveksi lain dengan upah yang sangat kecil, membuatnya sulit mencukupi kebutuhan keluarga.

Setelah bergabung dengan UKM Benang Emas, dia kini merasakan hasilnya sangat memuaskan. Pembayaran upah jahit dilakukan dua kali seminggu dan dalam sekali pencairan, dia pernah mendapatkan hingga Rp 2 juta.

"Dulu hanya cukup untuk makan. Sekarang saya sangat senang karena hasilnya memuaskan. Alhamdulillah saya sudah bisa beli motor, memperbaiki rumah, dan mencukupi anak-anak," ujar Suliha.

Secara keseluruhan, pendapatan yang diperoleh Suliha kini jauh lebih besar dan mampu memenuhi berbagai kebutuhan keluarga serta menyisihkan untuk tabungan.

“Senang sekali, karena hasilnya memuaskan. Alhamdulillah di sini saya bisa membantu keluarga saya. Selama bekerja di sini, respons dari keluarga sangat positif, dan hasilnya dinilai sangat memuaskan,” ucap Suliha.{*}

| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur


Berita Terbaru

Berita Populer