Ciptakan Robot NeuroAid, 5 Pelajar SMP 1 Surabaya Sabet Medali Emas I2ASPO

Reporter : Andriansyah  |   Jumat, 26 Des 2025 22:57 WIB
PENCIPTA NEUROAID: Lima pelajar SMPN 1 Surabaya ciptakan robot NeuroAid pendamping anak autis. | Foto: IST

SURABAYA | Barometer Jatim – Lima pelajar SMP Negeri (SMPN) 1 Surabaya melahirkan inovasi NeuroAid, sebuah robot pendamping interaksi sosial yang dirancang khusus untuk melatih kemampuan komunikasi dan pengenalan emosi.

Inovasi untuk menjawab tantangan komunikasi yang dihadapi anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) tersebut, mengantarkan mereka menyabet Gold Medal dalam ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) 2025.

Baca juga: Batasi Anak dari HP dan Internet, Eri Cahyadi Ambil Langkah Serius Terbitkan SE!

Kelimanya yakni Kalila Zanetta Echaputri, Alya Prashanti Nur Rizqi Setiyono, Zahwa Aliyah Rahma, Afnan Daan Indrawan, dan Harley Fatahillah Yudhaloka Sunoto. 

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh memberikan apresiasi tinggi atas pencapaian luar biasa tersebut. Menurutnya, NeuroAid bukan sekadar karya sains, melainkan manifestasi dari kurikulum merdeka yang menekankan pada profil pelajar Pancasila yang kreatif dan bernalar kritis.

"Kami sangat bangga. Anak-anak SMPN 1 Surabaya ini menunjukkan bahwa teknologi di tangan yang tepat bisa menjadi solusi kemanusiaan,” ujarnya, Jumat (26/12/2025).

“Mereka tidak hanya belajar koding atau merakit robot, tapi mereka belajar berempati terhadap sesama, khususnya pada anak-anak istimewa di sekolah inklusif kita," sambungnya.

MANIFESTASI KURIKULUM: NeuroAid bukan sekadar karya sains, tapi manifestasi kurikulum merdeka. | Foto: IST

Menurut Yusuf, NeuroAid lahir dari riset mendalam bahwa terapi perilaku bagi anak autis seringkali membutuhkan biaya tinggi dan waktu yang panjang. Robot ini hadir sebagai pendamping yang tenang, terstruktur, dan tidak menekan anak. 

Dengan desain ringkas dan portabel, NeuroAid mampu mengenali wajah, membaca ekspresi emosi dasar, serta memberikan respons suara maupun visual yang mudah dipahami anak.

Yusuf menambahkan, inovasi seperti NeuroAid sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan inklusif di Surabaya. Dia melihat potensi besar robot ini untuk membantu guru di kelas dalam menjembatani interaksi dengan siswa ASD.

Baca juga: 1.214 Inovasi Surabaya Diganjar Rekor MURI, Eri Cahyadi: Ini Bukan Gaya-gayaan!

"Kelebihan NeuroAid ini adalah polanya yang konsisten dan dapat diprediksi. Bagi anak autis, konsistensi itu memberikan rasa aman,” kata Yusuf.

“Saya melihat ini bisa menjadi alat bantu yang luar biasa untuk sekolah-sekolah inklusif di Surabaya, agar anak-anak kita lebih berani berkomunikasi," jelasnya.

Dalam sistemnya, lanjut Yusuf, NeuroAid menggunakan kamera dan mikrofon untuk menangkap respons anak.

Lima orang pelajar tersebut, telah merancangnya agar lebih sederhana dan kontekstual dengan budaya lokal dibandingkan robot serupa buatan luar negeri yang cenderung mahal dan kompleks.

Ke depan, harapan para siswa, NeuroAid dapat diterapkan di sekolah dan rumah sakit di Kota Pahlawan. Hal ini pun akan didukung penuh oleh Dindik Surabaya.

Baca juga: Setahun Ciptakan 1.214 Inovasi, Pemkot Surabaya Ukir Rekor MURI!

"Harapan anak-anak ini sangat mulia. Tugas kami di Dindik sesuai arahan Bapak Wali Kota Eri Cahyadi adalah mengawal agar karya ini tidak berhenti di kompetisi saja,” ujar Yusuf.

“Kami akan coba kaji bagaimana inovasi ini bisa diimplementasikan secara bertahap di lingkungan sekolah,” terangnya.{*}

| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur


Berita Terbaru

Berita Populer