Suhandoyo: Gagal Panen, Petani di Lamongan Rugi Rp 180 Miliar

barometerjatim.com  |   Sabtu, 18 Jan 2020 18:30 WIB

NASIB PETANI: Suhandoyo, petani di Lamongan rugi Rp 180 M sekali gagal panen. | Foto: Barometerjatim.com/ABDILLAH HR

SURABAYA, Barometerjatim.com Kebutuhan dasar masyarakat Lamongan yang mayoritas bermata pencaharian petani, menjadi perhatian serius bakal calon bupati yang kader PDIP, Suhandoyo.

Baca juga: Membeludak! Soekarno Run di Nganjuk Dibanjiri 21 Ribu Peserta dari Jatim dan Luar Jawa

Salah satunya, yang paling mendesak dilakukan yakni antisipasi terhadap hama dan penyakit tanaman agar tidak terjadi gagal panen.

"Sekarang masyarakat sedang mulai tanam, bagaimana pemerintah (Pemkab Lamongan), kita semua memikirkannya," kata Suhandoyo saat diwawancarai Barometerjatim.com di Surabaya, Sabtu (18/1/2020).

Sebab, sekali saja musim tanam gagal panen, menurut Suhandoyo, petani sawah se-Kabupaten Lamongan akan mengalami kerugian sekitar Rp 180 miliar. Itupun baru dari sisi benih.

Dari mana kerugian sebesar itu? Hitung-hitungan Suhandoyo, satu hektare lahan pertanian sawah memerlukan benih padi kurang lebih 15-25 Kg. Sedangkan luas lahan pertanian sawah kurang di Lamongan sekitar 87 ribu hektar.

Baca juga: Sumi Harsono Dicopot dari Ketua PDIP Sidoarjo, Hari Yulianto Ditunjuk Jadi Plt!

"Dengan harga saya asumsikan Rp 50 ribu/Kg, maka saya hitung total kerugian rakyat ini, dari sisi benih saja tidak kurang dari Rp 180 miliar. Ini yang perlu kita antisipasi, bahkan pemerintah harus mempersiapkan semua," paparnya.

Antisipasinya seperti apa? "Ya agar tidak terjadi hama dan penyakit tanaman, itu harus dipersiapkan. Apakah nanti akan munculnya wereng atau hama tikus," katanya.

"Apakah itu penyakitnya kekurangan air atau terlalu jenuh air, atau kapasitas lapang dalam sisi pertanian tidak terjaga, atau dari sisi penyiangan, dan sebagainya," katanya.

Kalau persoalan gulma, Suhandoyo yakin bisa diselesaikan sendiri oleh petani. "Tapi begitu ada hama penyakit dan petani menyelesaikan dengan caranya sendiri, ini justru akan merugikan petani sendiri," katanya.

Karena itu, pemerintah harus mempersiapkan diri, melakukan survei, penelitian yang terus menerus, dan hari ini seharusnya sudah turun para ahli, serta perlu menggunakan anggaran negara.

Baca juga: Haul ke-55 Bung Karno di Blitar, Momen Berakhirnya Stigma Terkait G30S/PKI!

Sedangkan kebutuhan dasar lain yang mendesak, tambah Suhandoyo, yakni antisipasi terhadap kondisi banjir di musim penghujan yang masih menerjang sejumlah wilayah di Lamongan.

ยป Baca Berita Terkait Pilbup Lamongan


Berita Terbaru

Berita Populer