Permintaan Tinggi, Banyuwangi Kembangkan Pisang Cavendish

barometerjatim.com  |   Kamis, 29 Apr 2021 20:42 WIB

CAVENDISH: Ipuk Fiestiandani, kembangkan pisang Cavendish di Banyuwangi karena permintaan tinggi. | Foto: Barometerjatim.com/IST

BANYUWANGI, Barometerjatim.com Para petani holtikultura di Banyuwangi selatan mulai melirik komoditas pisang Cavendish. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani bakal memacu pengembangan komoditas tersebut.

Baca juga: Ipuk Raih Most Inspiring Tourism Leader, Ini Kontribusinya untuk Pariwisata!

Gunawan, seorang petani di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi mengatakan, sejak sembilan bulan lalu dia beralih dari petani jeruk menjadi petani pisang yang dikenal pula dengan nama Ambon Putih itu.

"Setelah melihat pasar, kami beralih untuk menanam pisang Cavendish. Permintaannya sangat tinggi dan harganya relatif stabil," ucapnya.

Sebelumnya, Bupati Ipuk mengunjungi lokasi pematangan pisang Cavindish milik Gunawan dalam rangkaian Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) pada Kamis (29/4/2021).

Saat ini, lanjut Gunawan, dia harus menyediakan tujuh ton pisang Cavendish setiap harinya untuk pasar Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta. "Kami terus bekerja keras menyiapkan pasokan tersebut, imbuh ketua Kelompok Tani Makmur tersebut.

"Petani yang menyetor hasil panennya ke perusahaan kita, masih sekitar 40 hektare. Sebenarnya masih kurang karena prospek pasarnya sangat besar," katanya.

Dia mengatakan, pengembangan pisang Cavendish cukup mudah di Banyuwangi. Pada tahun pertama bisa panen hingga dua kali. Sedangkan pada tahun kedua, bisa panen hingga tiga kali dengan interval waktu empat bulanan.

"Alhamdulillah hasilnya lumayan. Sekali panen dari satu hektare lahan bisa menghasilkan Rp 250 juta. Setahun minim panen dua kali. Lebih menjanjikan dibanding jeruk," katanya.

Gunawan juga mengungkapkan bahwa produktivitas pisang di Banyuwangi lebih baik dibanding daerah lain.

"Sekali panen, satu pohon bisa menghasilkan sampai 34 Kg. Ini lebih baik jika dibandingkan dengan daerah lain. Di Trenggalek, misalnya, hanya maksimal 30 Kg saja per pohon," terangnya.

Baca juga: Hari Pertama Banyuwangi BMX Supercross, Rider Latvia dan Indonesia Juara!

Label Kota Pisang

Sementara itu, Bupati Ipuk mendukung upaya pengembangan pisang Cavendish di Banyuwangi. Kejayaan Banyuwangi sebagai kota pisang akan dikembalikan olehnya.

"Kami akan serius mengembangkan pisang ini. Potensinya yang besar serta kondisi alamnya yang cocok dengan Banyuwangi, ini patut untuk dioptimalkan," tegas Ipuk.

Saat ini, lahan pisang di Banyuwangi tersentra di Kecamatan Bangorejo, Tegaldlimo, Purwoharjo, Muncar, Cluring.

"Melihat ini, kami akan mendorong pisang Cavendish dikembangkan oleh petani hortikultura di sini," kata Ipuk.

"Apalagi budidaya pisang ini melibatkan banyak tenaga kerja. Seperti Pak Gunawan yang mempekerjakan warga sekitarnya mencapai 40 orang," kata Ipuk.

Baca juga: Inotek Award 2025, Inovasi Banyuwangi Borong Tiga Penghargaan!

Sedangkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi, Arief Setiawan mengapresiasi ikhtiar Gunawan yang membudidayakan pisang cavendiah dari bonggol.

Selama ini, pisang Cavendish gagal dikembangkan di dataran rendah karena pembibitannya berasal dari kultur jaringan.

"Tapi, di sini, pembibitannya dilakukan lewat bonggol dan terbukti berhasil. Ini akan kami kembangkan lebih luas," ucapnya.

ยป Baca Berita Terkait Banyuwangi


Berita Terbaru

Berita Populer