Khofifah Klaim Kemendikti Ada di Kabinet Prabowo Asli Usulannya, Gimana Ceritanya?

Reporter : Rofiq Kurdi  |   Senin, 21 Jul 2025 01:13 WIB
ORASI ILMIAH: Khofifah orasi ilmiah dalam acara wisuda di UINSA Surabaya. | Foto: Barometerjatim.com/HPS

SURABAYA | Barometer Jatim – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengklaim Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) masuk nomenklatur kementerian di Kabinet Prabowo Subianto atas usulannya.

Hal itu disampaikan Khofifah saat memberikan orasi ilmiah dalam acara Wisuda Program Sarjana, Magister dan Doktor dalam Wisuda ke-112 dan Sidang Senat Terbuka Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Minggu (20/7/2025).

Baca juga: Ajak Masyarakat Gemar Makan Ikan, DKP Jatim Bagikan Bakso Ikan Gratis

Gimana ceritanya? “Ada konsep yang dulu sempat bertemu dengan 16 rektor, kemudian kita melakukan beberapa serial diskusi bahwa.. Izin Prof Ali Aziz (Guru Besar Bidang Ilmu Dakwah UINSA) mungkin (saya) satu-satunya orang yang berani menyampaikan kepada presiden,” kata Khofifah.

“Pak Prabowo sebelum dilantik saya menyampaikan: Pak Presiden jikalau ingin melakukan percepatan, pencapaian Indonesia Emas secara kualitatif dan kuantitatif, karena secara kuantitatif berarti kemiskinan harus turun sampai 2 persen, pertumbuhan ekonomi harus sampai dengan 7-9 persen, saya bilang sesungguhnya itu sesuatu possible untuk dilakukan percepatan,” sambungnya.

Lalu, Khofifah dan para rektor kemudian diskusi dan membedah konsep di beberapa titik. Hasilnya, sebetulnya Indonesia Emas 2045 bisa dilakukan percepatan di 2034.

“Saya membawa konsep itu, saya menjelaskan kepada Pak Presiden Prabowo, berdua, lalu tim ini diminta presentasi di Hambalang. Beliau tanya: Kuncinya apa? Izin Pak Presiden, kita membutuhkan Kementerian Pendidikan Tinggi. Itu usul dalem (saya) Prof Ali Aziz,” ucapnya.

Percepatan Indonesia Emas, tandas Khofifah, bukan dalam artian 100 tahun Indonesia merdeka. Tapi dalam arti substantif, Indonesia menjadi negara maju, kemiskinan 2 persen, pertumbuhan ekonomi di angka 9 paling tidak 7 persen di beberapa titik dan seterusnya, bisa dilakukan percepatan di 2034.

Baca juga: Pemprov Jatim Kucurkan UKIM Rp 31,2 M, Baru Sentuh 12.500 Imam Masjid

“Kemudian beliau tanya: Bagaimana cara pencapaiannya? Saya bilang perguruan tinggi ini harus menjadi pusat research. Di perguruan tinggi ini sebetulnya, kalau kita mau bilang teaching industry ya di perguruan tinggi,” kata Khofifah.

“Beliau menyampaikan, lalu BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) bagaimana? Waduh izin Pak Presiden saya tidak pada posisi BRIN bagaimana, tapi bahwa pusat research itu harus di perguruan tinggi,” imbuhnya.

Termasuk kalau kita ingin teaching industry, ucap Khofifah, juga harus di perguruan tinggi. Maka R&D (Research and Development) harus dikuatkan di perguruan tinggi.

Ini semua akan mengalirkan pada percepatan pencapaian Indonesia Emas yang tidak berarti 100 tahun Indonesia merdeka, tapi sebagai sebuah negara maju sesungguhnya bisa dilakukan percepatan di 2034.

Baca juga: Jatim Raih Penghargaan Antikorupsi, Aneh! 17 Tersangka Korupsi Hibah Saja Belum Ditahan

“Jadi konsep itu saya yang menyampaikan dan kemudian tim presentasi di Hambalang dan seterusnya, sampailah kemudian saya dipanggil waktu itu presidennya masih Pak Jokowi: Mbak Khof, usulannya Mbak Khof sudah disetujui bahwa akan ada Menteri Pendidikan Tinggi. Jadi itu yang usul, asli Khofifah Indar Parawansa,” kata Khofifah.{*}

| Baca berita Pemprov Jatim. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur


Berita Terbaru

Berita Populer