Cak dan Ning 2025 Terpilih, Disbudporapar: Jaga Diri sebagai Wajah Surabaya!
SURABAYA | Barometer Jatim – Vincentius Mario Raditya dari Kecamatan Dukuh Pakis dan Mercia Meixi dari Kecamatan Lakarsantri, terpilih sebagai Duta Wisata Cak dan Ning Surabaya 2025 dalam grand final di Tugu Pahlawan, Sabtu (11/10/2025).
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya, Hidayat Syah menekankan, menjadi Cak dan Ning Surabaya berarti menjadi role model anak muda yang berkarakter, berpengetahuan, dan berintegritas.
Baca juga: Jalan Baru Diaspal Jadi Arena Balap Liar, Eri Cahyadi Tak Diam: Tindak Tegas!
"Proses pemilihan ini memastikan para peserta menjalani pembekalan intensif. Sejak awal, mereka dikarantina selama satu minggu penuh, dibimbing oleh para senior dan panitia,” kata Hidayat.
“Tujuannya adalah menanamkan pengetahuan mendalam tentang Kota Surabaya, mulai dari bahasa, tata krama, cara bergaul yang benar, hingga sejarah dan cerita kota," sambungnya.
The Soul of Collaboration
Pemilihan Cak dan Ning tahun ini mengusung tema sentral The Soul of Collaboration. Tema ini sangat relevan dengan semangat Surabaya sebagai kota yang tumbuh dan berkembang melalui gotong royong, kebersamaan, dan kolaborasi seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dunia usaha, komunitas, hingga generasi muda.
Harapannya, para pemenang Cak dan Ning 2025 dapat menjadi duta yang membawa semangat kolaborasi tersebut ke berbagai ruang. Memperkenalkan Surabaya bukan hanya sebagai kota modern, tetapi juga kota yang hangat, inklusif, dan berakar kuat pada budaya.
“Mereka diharapkan menjadi influencer yang menyebarkan semangat cinta budaya, cinta lingkungan, dan cinta kota,” jelas Hidayat.
Baca juga: Penuhi Hak Dasar Pendidikan, Pemkot Surabaya Berikan Beasiswa Prasekolah
Penobatan Cak dan Ning di Tugu Pahlawan, tandasnya, menandai dimulainya peran mereka sebagai Duta Pariwisata dan Budaya Surabaya. Mereka akan mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan memperkenalkan Surabaya ke masyarakat luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Selain mempromosikan destinasi wisata dan melestarikan warisan budaya, Cak dan Ning juga diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi kreatif berbasis budaya.
"Sebagai representasi kota, kehidupan pribadi mereka tidak lagi terpisah dari identitas Surabaya. Mereka harus menjaga citra diri sebagai wajah Surabaya dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu, Pemkot Surabaya melalui Disbudporapar akan terus memantau dan melibatkan mereka dalam berbagai event resmi, serta berkolaborasi dengan figur inspiratif lainnya untuk memperkuat jaringan dan kontribusi mereka bagi kemajuan kota.
Baca juga: Adi Sutarwijono Gencar Blusukan, Tinjau Rutilahu dan Beri Bantuan Kursi Roda
“Kami memfasilitasi kolaborasi dan pertukaran strategi dengan figur inspiratif lain, salah satunya dengan Duta Pariwisata Nasional yang merupakan alumni Cak dan Ning Surabaya,” ujar Hidayat.
“Ini memungkinkan para duta untuk bertukar pikiran, memperkuat jaringan, dan meningkatkan kontribusi mereka dalam memajukan Surabaya,” pungkasnya.{*}
- GRAND FINAL CAK DAN NING 2025
- Duta Wisata Cak dan Ning Surabaya 2025: Vincentius Mario Raditya dari Kecamatan Dukuh Pakis dan Mercia Meixi dari Kecamatan Lakarsantri.
- Wakil I: Emanoell Dave Keshan Sinanu dari Kecamatan Sukolilo dan Anak Agung Ayu Myra Rajni Paramesti dari Kecamatan Bulak.
- Wakil II: Khusnul Fathoni dari Kecamatan Tandes dan Velicia Giovani dari Kecamatan Tambaksari.
- Wakil III: Akbar Aulia Muhammad Syaifullah dari Kecamatan Wonokromo dan Nadia Fairuz Zahra dari Kecamatan Simokerto.
- Cak dan Ning Berbakat: Muhamad Alvando Rahmantio dari Kecamatan Rungkut dan Vriska Putri Peztaria dari Kecamatan Sambikerep.
- Cak dan Ning Favorit: Jenar Gandi Dewantoro dari Kecamatan Wonokromo dan Eka Faramitha dari Kecamatan Gayungan.
- Cak dan Ning Persahabatan: Rafa Fauzan Pasha dari Kecamatan Sukolilo dan Syarifah Fahdanyah Naszillah dari Kecamatan Mulyorejo.
| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur