Rabobank Siapkan Rp 1,5 M untuk Petambak Udang Jatim

barometerjatim.com  |   Jumat, 21 Sep 2018 09:34 WIB

GARAP PERTAMBAKAN: Para petinggi Rabobank Indonesia berbincang usai pertemuan dengan petambak dan pengusaha udang di Surabaya, Kamis (20/9). | Foto: Barometerjatim.com/NANTHA LINTANG

SURABAYA, Barometerjatim.com Rabobank melihat ceruk bisnis di bidang pertambakan. Bank asal Belanda itupun menawarkan bantuan kredit untuk calon nasabah dari petambak dan pengusaha udang, mulai Rp 1,5 miliar hingga angka yang terbatas dengan bunga sekitar 5-10 persen sesuai tingkat resiko.

Baca juga: Ketua Ansor Jatim: Jika Ingin Berkontribusi Terhadap Negara, Merokoklah!

Rabobank juga berupaya mendorong tumbuhnya ekosistem usaha pangan sehingga tidak hanya menyalurkan kredit, tetapi juga memiliki informasi mengenai pasarnya, kata Presiden Direktur Rabobank Indonesia, Jos Luhukay dalam pertemuan dengan petambak dan pengusaha udang di Surabaya, Kamis (20/9).

Selain memiliki sektor manajer di Indonesia yang melakukan analisis komoditas-komoditas utama, Rabobank Indonesia juga memiliki akses pada pengetahuan mengenai pangan dan agribisnis yang telah dihimpun selama 120 tahun oleh Rabobank Group.

Baca: Permudah Daya Beli, Bulog Jatim Produksi Beras Sachet 200 Gram

Rabobank Group ini adalah perusahaan induk yang berasal dari Belanda dan bermula dari koperasi petani, jelasnya.

Baca juga: Komisi C Soroti NPL BPR Jatim Masih Tinggi, Awasi Suntikan Modal Rp 500 M!

Sementara Sector Manager Rabobank Indonesia, Sri Handayani dalam presentasinya meyakinkan bahwa produksi udang budidaya secara global akan terus meningkat hingga 2020, dengan peningkatan tertinggi terjadi pada India.

Di Indonesia produksi udang budidaya diperkirakan akan meningkat sebanyak 80 ribu ton setiap tahunnya, jelas Sri.

Baca: 54,98 Persen PDRB Jatim 2017 Berasal dari Sektor UMKM

Baca juga: Petani Tuban Kebanjiran, LaNyalla: Menteri PU-BBWS Bengawan Solo Jangan Lamban!

Peningkatan ini, katanya, disebabkan tiga dinamika. Pertama, adanya inovasi secara teknis dalam bidang biosekuritas.

Kedua,  perubahan lanskap budidaya dari lanskap tradisional menjadi semi-intensif dan intensif serta adanya ekstensifikasi akuakultur. "Ketiga, berkembangnya proyek Recirculating Aquaculture System (RAS), terangnya.

» Baca Berita Terkait UMKM, Bisnis, Pemprov Jatim


Berita Terbaru

Berita Populer