Harga Cabai di Jatim Tak Pedas Khofifah Siapkan BUMD Pangan

barometerjatim.com  |   Minggu, 19 Mei 2019 00:26 WIB

Khofifah di Pasar Keputran. Dicurhati harga cabai rawit yang anjlok. | Foto: Barometerjatim.com/marjan apKhofifah di Pasar Keputran. Dicurhati harga cabai rawit yang anjlok. | Foto: Barometerjatim.com/marjan ap
Khofifah di Pasar Keputran. Dicurhati harga cabai rawit yang anjlok. | Foto: Barometerjatim.com/marjan ap

SURABAYA, Barometerjatim.com Harga cabai rawit di Jatim 'tak pedas' lagi. Di tingkat pedagang di pasar tradisional, harganya anjlok Rp 5 ribu-8 ribu per kilogram, bahkan beberapa hari lalu sempat dijual hanya Rp 2 ribu per kilogram. Miris!

Baca juga: Ajak Masyarakat Gemar Makan Ikan, DKP Jatim Bagikan Bakso Ikan Gratis

"Ini jatuh sekali sekarang harga cabai rawit. Saya jual hanya Rp 5 ribu per kilogramnya," curhat Lutfiana, pedagang di Pasar Keputran, Surabaya kepada Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat blusukan di pasar tersebut, Sabtu (18/5/2019) dini hari.

Menurut Lutfiana, harga cabai rawit anjlok lantaran stok di pasaran melimpah, karena sejak sepekan lalu daerah penyuplai di Jatim sedang panen raya. Kondisi oversupply inilah yang disebutnya jadi pemicu harga cabai rawit 'terjun bebas'.

"Normalnya harga cabai berkisar antara Rp 9 ribu hingga 12 ribu. Tapi ini jatuh sekali, saya jual hanya Rp 5 ribu per kilogramnya," tandas Lutfiana.

Mendapati kondisi harga cabai rawit yang anjlok, Khofifah mengatakan kalau hal itu kerap terjadi, terutama saat musim panen seperti di Lamongan, Blitar, Kediri, Malang dan Tuban.

Karena itu, kata Khofifah, Pemprov Jatim merasa perlu melakukan intervensi dan langkah strategis untuk bisa mengendalikan harga saat terjadi oversupply, sehingga petani atau produsen tidak dirugikan.

Baca juga: Pemprov Jatim Kucurkan UKIM Rp 31,2 M, Baru Sentuh 12.500 Imam Masjid

"Kita ingin petani bisa mendapatkan harga yang baik, mendapatkan profit yang layak saat panen. Kemarin kita sudah diskusi dengan Universitas Brawijaya, dan salah satu yang digagas adalah membentuk BUMD pangan," paparnya.

Ikut Intervensi Harga

Melalui BUMD pangan ini, Khofifah berharap Pemprov Jatim bisa memberikan intervensi harga terhadap bahan makanan yang kerap mengalami penurunan dan anjlok saat oversupply. Seperti yang terjadi saat ini untuk cabai rawit.

"Apa yang sedang digagas ke Pemprov untuk menyiapkan BUMD pangan ini, berseiring dengan pembentukan resi gudang. Pemprov ingin bisa memberkan intervensi harga pangan yang terlalu rendah agar tidak merugikan petani," ucapnya.

Baca juga: Jatim Raih Penghargaan Antikorupsi, Aneh! 17 Tersangka Korupsi Hibah Saja Belum Ditahan

Pemprov Jatim, lanjut Khofifah, akan melakukan exercise sebagaimana yang dilakukan di DKI Jakarta guna menyatakan bahwa Jatim memang membutuhkan BUMD pangan.

"BUMD pangan ini segera kita godok, supaya bisa masuk ke BUMD mana atau disesuaikan dengan payung hukum yang ada. Dengan begitu kita bisa memberikan intervensi harga bahan pangang selain diatur oleh pemerintah pusat," jelas Khofifah.

ยป Baca Berita Terkait Pemprov Jatim

Tags :

Berita Terbaru

Berita Populer