DPD RI Diminta Tolak RUU HIP, La Nyalla Pilih Tak Grusa-grusu
TAK GRUSA-GRUSU: La Nyalla Mattalitti memimpin rapat pimpinan DPD RI. Tak grusa-grusu tolak RUU HIP. | Foto: IST
JAKARTA, Barometerjatim.com Tak hanya di ranah Ormas dan lapisan masyarakat, penolakan terhadap RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) juga bergulir di kalangan anggota DPD RI alias para senator.
Baca juga: Mahasiswa Gencar Aksi Indonesia Gelap, LaNyalla Ajak Kembali ke Pancasila agar Terang!
Penolakan tersebut menjadi salah satu agenda Rapat Pimpinan (Rapim) DPD RI di Senayan, Jakarta, Senin (15/6/2020).
Usai Rapim, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti membenarkan, bahwa hampir seluruh senator menyatakan penolakan terhadap RUU tersebut.
Bahkan, sejumlah senator meminta pimpinan agar penolakan tersebut menjadi sikap lembaga secara resmi. Namun La Nyalla memilih tak terburu-buru dan terlebih dahulu membawanya menjadi salah satu agenda Rapim.Tentu kita sebagai pimpinan tidak bisa begitu saja mengeluarkan sikap resmi lembaga, meskipun mayoritas senator menolak RUU HIP," ujar La Nyalla.
Baca juga: Atraktif! 302 Siswa SD di Tuban Suguhkan Senam Pelajar Pancasila di Hari Pramuka
"Maka jalan keluarnya, kami pimpinan, memutuskan untuk membentuk Tim Kerja (Timja) yang tadi disepakati dipimpin oleh Wakil Ketua DPD RI, Pak Nono Sampono, sambungnya.
La Nyalla menjelaskan, Timja tersebut nantinya akan melakukan kajian lebih mendalam dan komprehensif terkait RUU HIP. Termasuk akan bertemu dengan sejumlah Ormas dan lapisan masyarakat, yang telah secara terbuka menyatakan penolakan.Nanti hasil kerja dari Timja akan menjadi panduan bagi sikap lembaga DPD RI. Jadi tidak grusa-grusu (jangan gegabah), tetapi atas dasar yang cukup, tandasnya.
Sebelumnya, anggota DPD RI Hasan Basri melalui media menyatakan sikap penolakan terhadap RUU HIP. Senator asal Kalimantan Utara itu menganggap RUU tersebut tidak diperlukan, karena justru akan mengganggu makna dan mendistrorsi substansi dalam nilai-nilai Pancasila.
Menurut Hasan, upaya memangkas Pancasila menjadi trisila lalu menjadi ekasila yakni gotong toyong, adalah nyata-nyata merupakan upaya pengaburan dan penyimpangan makna dari Pancasila.Baca juga: Nawardi Dukung NU Cs Kelola Tambang: Biar Tak Ada Lagi Proposal ke Penguasa dan Pengusaha!
Pancasila itu ya lima sila dan setiap sila berhubungan dengan sila yang lainnya, itu sudah final, ucapnya.