Beri Tausiyah di Harlah PPP, Ketum PBNU Gus Yahya Blak-blakan Ngaku Kader PKB
NGAKU KADER PKB: Ketum PBNU, Gus Yahya mengaku dirinya kader PKB di Harlah PPP. | Foto: IST
MALANG, Barometerjatim.com Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf bikin heboh saat Harlah ke-49 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hikam Kota Malang, Minggu (27/3/2022).
Baca juga: Syuriyah Bakal Tetapkan Pj Ketum PBNU Pengganti Gus Yahya, Sekjen: Tidak Sah!
Lho, kenapa? Saat didaulat memberikan tausiyah, kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu salah menyebut PPP dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), bahkan blak-blakan mengaku sebagai kader PKB.
Mudah-mudahan Partai Kebangkitan Bangsa ini.. kata Gus Yahya yang langsung disambut gemuruh kader Partai Kabah dengan meneriakkan, PPP.. PPP.. PPP.
Eh, masak! Ya mohon maaf, karena saya sendiri memang kader PKB, ini harus saya sampaikan. Partai Persatuan Pembangunan, sambungnya yang kemudian meralat ucapannya dari PKB menjadi PPP, bahkan dengan aksen lebih jelas.
Baca juga: VIDEO: Rais Aam Pertegas Gus Yahya Tak Lagi Ketum PBNU, Sudah Dipecat!
Selebihnya, Gus Yahya berharap PPP sungguh-sungguh bisa bangkit menjadi partai yang mempersatukan masyarakat untuk bersama-sama membangun peradaban masa depan, karena hal itu yang dibutuhkan semua pihak.
Gus Yahya juga untuk kali kesekian mempertegas terkait kedudukan NU yang menjadi milik semua orang, karena memang itu realistasnya.Tidak ada satu pun yang secara realistis punya kapasitas untuk mengklaim NU. NU milik semua orang dan NU ingin mengajak semua orang untuk bersatu bersama-sama membangun masa depan, tegasnya.
Karena itu, Gus Yahya juga berharap PPP sungguh-sungguh bisa menjadi elemen strategis di dalam senyawa energi bangsa dan NKRI untuk membangun peradaban masa depan bagi seluruh umat manusia.
Baca juga: Wasekjen PBNU Sebut Pemecatan Gus Yahya Prematur, Rais Aam Tabrak AD/ART!
Jadi jangan buru-buru cemburu kalau saya katakan kepada partai lain, bahwa partai itu adalah senyawa, elemen dari senyawa bersama NU. Itulah realitasnya, karena sejarah bangsa dan negara ini memang tumbuh bersama-sama dengan NU, ucapnya.
» Baca berita terkait PPP. Baca juga tulisan terukur lainnya Retna Mahya.