Prabowo-Gibran Menang Gila-gilaan di Jatim, Pengamat: Berkat Peran Besar Gerindra dan Gus Sadad!

Reporter : Roy Hasibuan  |   Rabu, 14 Feb 2024 23:13 WIB
NYOBLOS: Anwar Sadad dan istri gunakan hak politik di Pemilu 2024. | Foto: Barometerjatim.com/RQ

SURABAYA | Barometer Jatim – Jawa Timur menjadi pendulang utama kemenangan Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka versi hitung cepat (quick count) lima lembaga survei ternama, Rabu (14/2/2024). Bahkan angkanya gila-gilaan, di atas 60%!

Dalam quick count yang digelar Poltracking, suara Prabowo-Gibran telah mencapai 67,01% hingga pukul 16.25 WIB dan angka ini belum final.

Baca juga: Wacana Pilkada Dipilih DPRD, PDIP: Kalau Suara Rakyat Diambil juga Kebangetan!

Lalu dalam quick count LSI Denny JA, suara Prabowo-Gibran mencapai 66,15%, Charta Politika 64,79%, Indikator 65,87%, dan PRC 67,01%.

Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Fahrul Muzaqqi menyebut kemenangan tebal Prabowo-Gibran tersebut tak lepas dari peran besar dan kerja-kerja politik kader Gerindra Jatim.

"Keunggulan suara Prabowo-Gibran di Jawa Timur yang sangat signifikan tidak dapat dilepaskan dari peran dan kerja partai utama penyokongnya, yakni Gerindra," katanya.

PENYAMBUNG PRABOWO: Anwar Sadad (kiri) penyambung Prabowo dengan kiai NU di Jatim. | Foto: Barometerjatim.com/RQ

"Peta kekuatan koalisi Parpol dalam Pilpres 2024 menjadi kesempatan bagus bagi Gerindra. Di samping memanfaatkan coattail effect Prabowo sebagai Ketum sekaligus Capres, Gerindra juga memanfaatkan potensi dan tren turunnya elektabilitas PDIP akibat coattail effect Capres maupun Ketumnya," sambungnya.

Fahrul juga tak canggung mengatakan, langkah strategis dari Gerindra Jatim di bawah kepemimpinan Anwar Sadad dalam menyusun strategi pemenangan Prabowo-Gibran membuahkan hasil brilian di Pilpres 2024.

"Dalam konteks demikian, langkah-langkah Gus Sadad sebagai Ketua DPD Gerindra Jatim yang cenderung menguatkan soliditas internal sekaligus memperluas ceruk pemilih menarik perhatian kita," ujarnya.

Baca juga: Cak Imin Kasihan Emil kalau Gubernur Dipilih Presiden, 2 Kali Ngantre Khofifah!

"Gaya Gus Sadad yang terkesan tidak ofensif dan mampu menghindar dari jebakan jemawa, berdampak secara langsung kepada dua hal sekaligus, yakni elektabilitas Gerindra maupun Capres-Cawapres yang diusungnya," tambah Fahrul.

Gaya senyap dan mengejutkan ala Sadad dalam mengkonsolidasikan kekuatan di Jatim, tandas Fahrul, menjadi faktor penentu suara Prabowo-Gibran.

Dalam hal ini, Sadad disebutnya menjadi jembatan penghubung antara kiai-kiai NU khos Jatim dengan Prabowo. Sebab, pada Pilpres 2014 dan 2019, banyak kiai khos di Jatim yang tidak mendukung Prabowo kini beralih mendukung Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut.

"Dan Gus Sadad berperan besar dalam setiap perjumpaan Prabowo dengan ulama-ulama kondang di Jatim," tegasnya.

Baca juga: KPK Hentikan Usut Kusnadi dalam Korupsi Hibah Jatim, 20 Tersangka Lainnya Lanjut!

Menurut Fahrul, situasi ini perlu dipertahankan sembari tetap berupaya mengamankan suara, baik partai maupun Capres-Cawapres yang diusung.

“Tidak mustahil Gerindra bisa menyalip PDIP di Jatim, khususnya dari kalangan pemilih muda maupun segmentasi nasionalis yang tidak lagi sreg dengan gaya kampanye PDIP," pungkas Fahrul.{*}

| Baca berita Pilpres 2024. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur


Berita Terbaru

Berita Populer