AHY di ITS: Geopolitik Global Makin Panas, Kita Tak Bisa Lapas dari Dampaknya!

Reporter : -
AHY di ITS: Geopolitik Global Makin Panas, Kita Tak Bisa Lapas dari Dampaknya!
HADIR DI ITS: Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hadir di ITS untuk memberi kuliah umum dalam rangkaian PKKMB. | Foto: IST

SURABAYA | Barometer Jatim – Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hadir dan memberikan kuliah umum dalam rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Senin (4/8/2025).

Tiba sekitar pukul 14.45 WIB didampingi Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Rektor ITS Prof Ir Bambang Pramujati, mantan Mendikbud Prof Dr Mohammad Nuh, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, serta Sekjen Ikatan Alumni ITS Herman Prasetyo, kehadiran AHY disambut meriah ribuan mahasiswa baru yang memenuhi Graha ITS.

Dalam orasi kebangsaannya, AHY mengekspresikan kebanggaan dan semangat saat menyapa generasi muda. Dia menekankan, menjadi bagian dari ITS adalah capaian besar yang patut dibanggakan.

“Hari ini, secara resmi kalian menjadi mahasiswa dan mahasiswi ITS yang punya jejak panjang dalam sejarah kemajuan bangsa. Karena itu, bersyukurlah,” ujar putra Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.

Ketua Umum Partai Demokrat itu juga menekankan pentingnya menjaga nama baik keluarga dan almamater. Dia berpesan agar mahasiswa menjadi kebanggaan orang tua dan agen perubahan, bukan sekadar penonton.

“Tunjukkan bahwa kalian adalah generasi yang akan membawa perubahan,” tegasnya.

Tiga Isu Utama

Dalam kuliah umum bertema Stadium Generale dan Orasi Kebangsaan, AHY memaparkan tiga isu utama yang menjadi perhatian global dan relevan untuk generasi muda, yakni tantangan geopolitik, dinamika ekonomi internasional, dan potensi strategis Indonesia ke depan.

AHY menyoroti konflik global seperti perang Rusia-Ukraina, tragedi Palestina, serta ketegangan di Laut China Selatan, Thailand, dan Kamboja. Menurutnya, perubahan geopolitik dunia tidak bisa diabaikan karena berdampak langsung pada stabilitas dan masa depan generasi muda.

“Geopolitik global semakin panas. Kita harus memahami bahwa sebagai warga dunia, kita tidak bisa lepas dari dampaknya,” ujarnya.

Dia juga menyoroti dampak konflik terhadap kelompok rentan, terutama perempuan dan anak-anak, serta pentingnya membangun empati global.

Pada isu ekonomi, AHY mengingatkan mahasiswa tentang dampak kebijakan proteksionis dan perang dagang global, terutama yang dipicu Presiden AS Donald Trump. Kebijakan semacam itu, katanya, bisa memberikan efek langsung pada stabilitas ekonomi Indonesia dan Asia Tenggara.

Dia juga menyinggung kemajuan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI) yang menjadi tantangan tersendiri.

“Teknologi harus membantu manusia, bukan justru mengendalikan manusia,” jelasnya, menanggapi pertanyaan salah satu mahasiswa terkait ancaman disruptive technology.

Menutup orasinya, AHY mengajak mahasiswa untuk menyadari potensi besar Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan bonus demografi. Dia menegaskan, Indonesia tidak boleh dipandang sebelah mata dan harus dikelola dengan bijak demi masa depan yang berkelanjutan.

“Kita adalah bangsa besar. Dengan sumber daya yang kita miliki, kita harus mengelola kekayaan itu secara cerdas dan bertanggung jawab,” katanya.

Secara khusus, AHY menyapa mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia yang hadir di ITS. “Yang dari Papua, Bali, Kalimantan, Jawa Timur, angkat tangan,” sapanya disambut riuh para mahasiswa baru.

Dengan penuh semangat, AHY mengakhiri kuliah umumnya lewat pesan inspiratif, “Kalian adalah harapan bangsa. Mari kita songsong masa depan dengan semangat dan kesiapan menghadapi dunia yang terus berubah.”{*}

| Baca berita Kampus. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.