Seruan Eri Cahyadi di Penghujung 2025: Apa pun Sukunya, Ayo Bangun Surabaya!

Reporter : -
Seruan Eri Cahyadi di Penghujung 2025: Apa pun Sukunya, Ayo Bangun Surabaya!
PLURALISME: Eri Cahyadi, Surabaya cerminan kecil Indonesia dengan berbagai suku bangsa dan agama. | Foto: Humas

SURABAYA | Barometer Jatim – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi memberi seruan di penghujung 2025 agar seluruh warga Kota Pahlawan, tanpa memandang latar belakang suku dan agama, bersinergi membangun kota dengan semangat toleransi yang tinggi.

Menurut Eri, Surabaya merupakan cerminan kecil dari Indonesia lantaran berbagai suku bangsa seperti Jawa, Batak, Madura, Ambon, Palembang, hingga suku-suku lainnya hidup berdampingan dengan penganut berbagai agama dan saling menghormati.

"Di Surabaya ini pluralisme. Ada suku Jawa, Batak, Palembang, Madura, Ambon, semuanya banyak. Agama pun lengkap, mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, hingga Konghucu. Maka persatuan dan kesatuan adalah harga mati,” tegasnya, Minggu (21/12/2025).

Wali Kota yang dikenal dekat dengan warganya ini mengajak seluruh penduduk, baik asli maupun pendatang, untuk merasa memiliki Kota Surabaya. Sehingga, semuanya bisa hidup berdampingan dan saling menjaga kenyamanan, serta keamanan.

"Suku apa pun kita, agama apa pun kita, di mana kaki kita pijak, maka langit yang kita junjung. Ayo Surabaya ini digawe dewe kabeh (untuk kita semua). Jadikan Surabaya kota yang berkah, sejahtera, dan saling menjaga satu sama lain. Apa pun sukunya, KTP-nya tetap Surabaya," tambahnya.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Eri berkomitmen untuk hadir dalam setiap kegiatan adat yang digelar berbagai komunitas suku di Kota Pahlawan.

Baru-baru ini, dia hadir dalam acara masyarakat Minahasa dan diangkat menjadi warga kehormatan, serta menghadiri acara komunitas masyarakat Palembang. Langkah ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa pemerintah hadir bagi seluruh golongan tanpa terkecuali.

"Saya ingin menunjukkan bahwa Surabaya terdiri dari banyak suku. Jadi, jangan ada yang bilang saya suku A atau saya agama B untuk membedakan diri. Semuanya adalah warga Surabaya. Kita buktikan bahwa kota ini penuh toleransi, menjunjung tinggi Pancasila, serta guyub rukun," jelasnya.

Dia juga berharap semangat kebersamaan menjadi fondasi utama bagi kemajuan kota. Baginya, kekuatan Surabaya terletak pada kemampuannya menyatukan perbedaan menjadi sebuah harmoni kebajikan.

“Mari kita menutup tahun ini dengan saling menghormati dan menjaga kenyamanan dan keamanan di Kota Surabaya,” ajaknya.{*}

| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.