Beragam Ide Kreatif di Jagoan Banyuwangi, Ipuk: Scale Up Usaha Anak Muda!

Reporter : -
Beragam Ide Kreatif di Jagoan Banyuwangi, Ipuk: Scale Up Usaha Anak Muda!
RUANG KREATIF: Jagoan Banyuwangi, ruang tumbuh pemuda daerah kembangkan ide dan usaha. | Foto: Humas BWI

BANYUWANGI | Barometer Jatim – Mendorong jiwa entrepreneur anak-anak muda, Pemkab Banyuwangi rutin menggelar program inkubasi Jagoan Banyuwangi.

Sekitar 100 anak muda Banyuwangi yang telah memiliki rintisan usaha, berupaya mengembangkan bisnisnya di bawah bimbingan para mentor dan praktisi yang terlibat dalam program tersebut.

Salah satu peserta Jagoan Banyuwangi, Wahyu Riyanto terlihat gigih ingin mengembangkan usahanya meski dengan keterbatasan fisik. Dia memiliki usaha Moriza Outdoor, yakni persewaan alat camping dan hiking yang sudah dijalaninya sejak 2018.

“Usaha ini saya jalani bersama kakak. Awalnya sejak 2013 sudah mulai menjual dan menyewakan secara online. Seiring dengan perkembangan Banyuwangi akhirnya banyak permintaan untuk buka toko, pada 2018 dijalankan juga offline di rumah,” paparnya.

Wahyu mengungkapkan alasan ikut Jagoan Banyuwangi, karena ingin memperkuat branding tokonya.

“Saya ikut Jagoan Banyuwangi karena ingin memperkuat branding usaha saya sekaligus pemasarannya. Bahkan, saya jadi terinspirasi membuat produk dengan merek sendiri. Tadi saya sampaikan saat pitching,” ujar Wahyu.

Mentor dan Praktisi Usaha

Jagoan Banyuwangi digelar mulai pertengahan Agustus 2025, Diawali dengan sesi offline dimana para peserta mengikuti kelas dari para mentor dan praktisi usaha.

Lalu berlanjut mereka mengikuti sesi post programme dan pitching day yang berlangsung 25-30 Agustus 2025 di Banyuwangi Creative Hub, Terminal Pariwisata Terpadu.

Pada sesi ini, peserta memaparkan ide pengembangan usahanya ke para mentor. Seperti yang dilakoni oleh Eka Fahmi, peserta dari Jagoan Tani pemilik usaha penjualan bibit buah eksotis Saben Wetan.

Salah satunya bibit buah naga Palora Equador. Eka mengaku usaha penjualan bibit buah eksotis ini dilakukan karena masih belum banyak yang mengembangkan di Banyuwangi.

“Buah naga Palora Equador rasanya lebih manis dibandingkan buah naga lainnya. Harga buahnya juga tinggi kisaran Rp. 200-300 ribu/kilogram. Makanya kami ingin mengenalkan lebih luas lagi tanaman ini di Banyuwangi,” katanya.

Lewat program ini, dia mengaku mendapatkan mitra untuk memasarkannya. “Selain dapat ilmu di sini, saya juga langsung pecah telur dan dapat mitra berkolaborasi,” ungkapnya bangga.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan Pemkab menghadirkan Jagoan Banyuwangi sebagai ruang tumbuh bagi para pemuda daerah untuk mengembangkan ide dan usahanya.

“Semua bidang kami fasilitasi dengan mentor yang berpengalaman di bidang masing-masing,” katanya.

Jagoan Banyuwangi terbagi atas tiga bidang. Yakni Jagoan Tani yang fokus pada usaha pertanian, Jagoan Digital pada pengembangan skill terkait TIK, serta Jagoan Bisnis yang menjangkau bisnis lainnya seperti kuliner, fashion, kriya, dan jasa.

Ipuk berharap dengan mengikuti program Jagoan Banyuwangi, para peserta tidak hanya mendapatkan wawasan baru, namun juga membangun relasi dan berkolaborasi.

“Harapan kami lewat program ini para pemuda Banyuwangi akan mampu melakukan scale up usahanya. Dan setelah berkembang bisa mendorong tumbuhnya ekosistem ekonomi kreatif yang akan menopang perekonomian daerah,” ucapnya.{*}

| Baca berita Banyuwangi. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.