Maulid Nabi di Dusun Semerek Lamongan, Gus Muwafiq Kupas Budaya Berkat
LAMONGAN | Barometer Jatim – Ratusan jamaah tumpah ruah memenuhi halaman TPQ Al Hidayah, Dusun Semerek, Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jumat (5/9/2025) malam.
Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw yang dirangkai dengan wisuda santri TPQ Al Hidayah berlangsung khidmat sekaligus meriah dengan kehadiran ulama kharismatik dari Yogyakarta, KH Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq.
Dalam ceramahnya, Gus Muwafiq menguraikan sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw yang di berbagai daerah Nusantara kerap dipadukan dengan tradisi lokal.
Salah satunya, tradisi Grebeg Minggir di Yogyakarta yang identik dengan nasi ketan. Menurutnya, jejak tradisi ini memiliki dasar historis dari masa Rasulullah Saw.
“Rasulullah sering berpuasa sunnah pada hari Senin, hari kelahiran beliau. Para sahabat biasanya mengirimkan jamuan berbuka puasa yang kemudian didoakan nabi, sehingga makanan itu penuh keberkahan. Tradisi itu kemudian berkembang menjadi budaya berkat di masyarakat kita,” jelasnya.
Lebih lanjut, Gus Muwafiq mengulas awal masuknya Islam ke Nusantara melalui dakwah Wali Songo dengan pendekatan budaya. Menurutnya, dakwah dengan wajah ramah inilah yang membuat Islam kini menjadi agama mayoritas di Indonesia.
Dia juga mengutip Al Qur’an Surah Al Anbiya Ayat 107 yang artinya, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
Islam, NKRI, dan Peran NU
Dalam kesempatan tersebut, Gus Muwafiq menyinggung konsep kebangsaan Indonesia yang sejalan dengan ajaran Islam, mulai dari musyawarah, wilayah, hingga semangat menjaga keutuhan NKRI.
“Konsep bernegara kita sudah sesuai kaidah Islam. Maka wajar bila muncul slogan NKRI Harga Mati!” tegasnya.
Dia juga menyelipkan humor khasnya, menyinggung biaya besar yang kerap digunakan jamiyah NU untuk ritual keagamaan seperti maulidan, sehingga pembangunan masjid dan madrasah sering tersendat. Hal ini disambut gelak tawa jamaah.
Di sela ceramahnya, Gus Muwafiq melantunkan beberapa nadhom shalawat nabi dari berbagai daerah yang langsung diikuti jamaah dengan penuh semangat.
Menutup tausiyahnya, dia memberikan wejangan tentang pentingnya membangun keluarga sakinah warrahmah.
“Suami yang memberi nafkah cukup untuk istrinya, insyaallah akan menciptakan keluarga sakinah warrahmah,” tuturnya.
Selain pengajian, acara juga dimeriahkan dengan wisuda puluhan santri TPQ Al Hidayah Semerek. Suasana haru menyelimuti ketika para santri menerima ijazah disaksikan para orang tua.
Acara ditutup dengan doa bersama, pembagian berkat, dan lantunan shalawat yang menggema hingga larut malam.
Peringatan Maulid Nabi kali ini tak hanya meninggalkan kesan religius, tetapi juga pesan kebangsaan dan keluarga yang kuat.{ried}
| Baca berita Maulid Nabi dan Gus Muwafiq | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur