Wira Wiri Tak Bersih dari Pungli, Eri Cahyadi Kumpulkan 900 Sopir dan Helper!
SURABAYA | Barometer Jatim – Wira Wiri Suroboyo, feeder andalan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, ternyata tidak bersih dari pungutan liar alias pungli.
Hal itu terkuak setelah salah seorang warga, Bagas Fradana (26) dipungli oknum petugas Wira Wiri, Yasikin hingga Rp 8 juta -- baru ditransfer Rp 4 juta -- untuk bergabung menjadi kru.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi memang sudah menyelesaikan masalah tersebut dengan menjatuhkan skorsing selama 3 bulan untuk Yasikin, serta memerintahkan pengembalian uang korban Rp 4 juta secara utuh.
Selain itu, sebagai bentuk apresiasi atas keberanian melaporkan praktik pungli di lingkungan Pemkot Surabaya, Eri menjadikan Bagas sebagai helper (pembantu operasional) Wira Wiri dengan status pekerja kontrak.
Meski demikian, Eri tetap akan melakukan pembenahan total pada sistem transportasi Surabaya. Sebanyak 900 sopir dan helper bakal dikumpulkan di Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) untuk diberikan pengarahan, Selasa-Rabu (30-31/12/2025).
"Surabaya tidak boleh ada kekuatan preman atau pungli. Masuk Pemkot harus lewat jalur resmi, ada tes kesehatan, tes narkoba, dan seleksi ketat. Kalau ada oknum yang minta uang, segera laporkan langsung kepada saya," katanya.
Dia kembali mengingat warga Kota Pahlawan, agar jangan mudah tergoda dengan tawaran pekerjaan yang harus membayar atau mengeluarkan uang terlebih dahulu.
“Ini harus diberantas, karena meresahkan bagi warga. Ayo warga Surabaya jangan mudah percaya terhadap oknum-oknum yang mengatasnamakan Pemkot Surabaya,” pesannya.
Kasus pungli Wira Wiri bermula pada Agustus 2025. Saat itu, Bagas yang menjadi driver ojek online mengantarkan seorang penumpang ibu-ibu. Penumpang tersebut kemudian menawarkan lowongan pekerjaan di Wira Wiri dan mengenalkan Bagas kepada Yasikin.
"Saya diminta membayar Rp 8 juta untuk ganti trayek. Karena tidak punya uang segitu, saya bayar bertahap. Awalnya Rp 3 juta, lalu diminta lagi Rp 1 juta, jadi total 4 juta yang saya transfer," ujarnya.
Menurut Bagas, oknum tersebut menjanjikannya mulai bekerja pada Oktober, namun terus diundur hingga Desember tanpa kepastian. Merasa tertipu, dia yang diam-diam pernah merekam bukti transaksi akhirnya mengunggah videonya ke media sosial hingga viral.
“Saya berterima kasih atas respons cepat Pemkot Surabaya terhadap masalah ini. Dengan pekerjaan yang saya terima dari Bapak Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi ke depannya saya akan amanah dan giat bekerja,” ucapnya.{*}
| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur