Desa Devisa di Jatim: Baru 3 yang Disetujui LPEI, Khofifah Minta Kuota 20
DESA DEVISA: Kopi berkualitas yang diproduksi Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun. | Foto: Barometerjatim.com/IST MADIUN, Barometerjatim.com Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menuturkan hingga kini baru ada tiga desa yang disetujui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai desa devisa. Ketiganya ada di Kabupaten Gresik, Sidoarjo, dan Banyuwangi. "Kita memang harus hunting terus untuk desa-desa di Jatim yang potensial menjadi desa devisa, katanya saat mengunjungi Kampung Batik Desa Candimulyo dan Rumah Cokelat Bodag Desa Bodag Kabupaten Madiun, Selasa (15/2/2022). Pemprov Jatim di sini turun dan melakukan asesmen sendiri, untuk selanjutnya asesmen oleh LPEI pusat dan penentuannya ada pada LPEI. Dan dua desa di Kabupaten Madiun ini sekiranya telah memenuhi kriteria yang diberikan oleh LPEI, minimal tahun ini ada satu yang masuk," sambungnya. Khofifah optimis desa-desa yang ada di Jatim memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai desa devisa. Tahun ini, Khofifah bahkan mengusulkan ke LPEI agar memberikan perluasan menjadi 20 dari kuota tahun ini sebanyak 15 desa. Di Kabupaten Madiun ada dua desa yang bisa diusulkan, yakni Desa Candimulyo di Kecamatan Dolopo yang terkenal dengan batiknya serta Desa Kare Kecamatan Kare di lereng Gunung Wilis yang memproduksi kopi. Jadi saya bersama Kadisperindag, Kabiro Perekonomian, kepala Disbudpar berkeliling menyiapkan desa devisa sebelum dilakukan assesment oleh LPEI. Sekarang kita mendapatkan kuota 15, tetapi saat ini yang telah siap ada 20 desa. Kita akan mengajukan semua, katanya.
- Baca: Dana Covid-19 Diduga Dikorupsi Rp 6,03 M, Aliansi LSM: Seret Semua OPD Pemprov Jatim yang Terlibat!
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.