Jagongan Jurnalis, Baru Nongol Langsung Menggebrak dengan Diskusi soal Ranjau Hibah Jatim!

| -
Jagongan Jurnalis, Baru Nongol Langsung Menggebrak dengan Diskusi soal Ranjau Hibah Jatim!
RANJAU HIBAH: JJ Community, menggebrak dengan diskusi perdana soal korupsi hibah. | Foto: Barometerjatim.com/ROY

SURABAYA, Barometer Jatim – Sejumlah wartawan di Surabaya -- baik dari media nasional, regional, maupun lokal -- membentuk kelompok diskusi yang diberi nama Jagongan Jurnalis (JJ) Community.

Peluncuran dilakukan di Agis Restaurant Surabaya, Rabu (8/3/2023), yang ditandai dengan diskusi perdana. Meski baru nongol, JJ Community langsung menggebrak dan menyita perhatian lantaran yang didiskusikan lumayan 'ngeri-negri sedap' terkait dugaan korupsi dana hibah Pemprov Jatim. Tema yang dipilih pun cukup nendang: Menyongsong Pemilu 2024 di Tengah Ranjau Hibah.

Seperti diketahui, dugaan korupsi dana hibah saat ini perkaranya tengah disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya di Sidoarjo. Sidang perdana digelar Selasa (7/3/2023) dengan terdakwa Abdul Hamid dan Ilham Wahyudi alias Eeng, dua penyuap tersangka Wakil Ketua DPRD Jatim dari Fraksi Partai Golkar, Sahat Tua Simanjuntak.

Selain itu, KPK juga memeriksa puluhan orang sebagai saksi, 17 di antaranya anggota DPRD Jatim. Yakni 4 pimpinan (Kusnadi/PDIP/2 kali, Anwar Sadad/Gerindra/2 kali, Achmad Iskandar/Demokrat, dan Anik Maslachah/PKB).

Lalu 8 ketua fraksi (Sri Untari/PDIP, Fauzan Fuadi/PKB, Muhammad Fawait/Gerindra, Blegur Prijanggono/Golkar, Suyatni Priasmoro/Nasdem, Heri Romadhon/PAN, Muhamad Reno Zulkarnaen/Demokrat, dan Achmad Sillahuddin/PPP).

Kemudian 4 Ketua komisi (Agung Mulyono/Komisi D/Demokrat, Abdul Halim/Komisi C/Gerindra, Wara Sundari Renny Pramana/Komisi E/PDIP, dan Aliyadi Mustofa/Komisi B/PKB). Turut pula diperiksa Ketua Badan Kehormatan dari Fraksi PDIP, Agus Wicaksono serta Sekretaris DPRD Jatim, Andik Fadjar Tjahjono.

CEO JJ Community, Mohammad Mukit menuturkan, sebenarnya seluruh Parpol diundang dalam diskusi perdana. ”Tapi kita lihat tidak semuanya hadir. Ada sih yang bilang karena temanya terkait hibah,” katanya sambil tersenyum kecil. 

Padahal, tandas Mukit, “Diskusi JJ Community tidak ada maksud lain atau pesanan dari pihak manapun. Diskusi ini murni bagian dari memperkuat demokrasi terkait isu-isu terkini yang menjadi sorotan publik dan diskusikan secara berdaulat. Kalau kemudian kita pilih tema soal hibah, ya karena saat ini memang lagi ramai di Jatim.”

Discussion Manager JJ Community, Dadang Kurnia menambahkan, komunitas ini dibentuk atas inisiatif dari sejumlah jurnalis dalam menggali isu-isu hangat yang berhembus di masyarakat sekaligus untuk mempertajam pemberitaan di media masing-masing.

"Kami berharap, acara diskusi ini tidak saja untuk memperkaya intelektual jurnalis yang hadir, tetapi juga memudahkan dalam menggali materi berita yang lengkap, berimbang, dan faktual. Kita akan gelar diskusi secara rutin," ucapanya.

Curiga Bakal 'Dihabisi'

Soal tema yang dipilih dalam diskusi perdana, salah seorang narasumber yakni Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPW Partai Nasdem Jatim, Suhandoyo sempat mencurigai kalau diskusi yang dimoderatori Anang Cak Bro akan dijadikan ajang untuk 'menghabisi' narasumber yang hadir.

“Saya langsung saja, menyoroti dulu. Inilah kecerdasan daripada kawan-kawan kita, wartawan, Jagongan Jurnalis. Tapi mengundangnya dan mau mengkritik kita semuanya. Menyongsong Pemilu 2024, bagus judulnya. Tapi yang tidak bagus, yang diundang ini kelihatannya mau dihabisi sama mereka, di Tengah Ranjau Hibah,” katanya yang disambut aplaus dan ger-geran peserta diskusi.

Kata ranjau, lanjut Suhandoyo, menjadi sesuatu yang luar biasa buat Parpol. Ranjau, katanya, adalah sebuah alat yang bisa bermakna positif atau sebaliknya justru bermakna negatif.

"Artinya bahwa kita ini sedang terjepit. Kalau di dalam perang itu kita sedang terjepit oleh lawan. Bahwa wilayah yang telah kita kuasai telah dipasang ranjau oleh lawan sehingga kita betul-betul terjepit, tetapi insyaallah tidak!" tegasnya.

Mengapa tidak terjepit? “Karena ranjau tersebut hanya terpasang di beberapa titik yang kita sudah mampu mendeteksinya,” ujarnya. Karena itu, tandas Suhandoyo, adanya kasus dana hibah Pemprov Jatim tidak akan mengganggu kedinamisan Parpol dalam menyongsong Pemilu 2024.

Namun setelah diskusi berjalan, forum justru berlangsung gayeng tanpa meninggalkan kekritisannya dalam melihat ranjau hibah yang satu di antaranya telah 'meledakkan' Sahat Tua Simanjuntak sebagai tersangka.

Selain Suhandoyo, 5 narsumber lainnya, yakni Wakil Ketua DPW PPP Jatim, Mujahid Ansori; Wakil Ketua DPD Partai Golkar Jatim, RB Zainal Arifin; Wakil Ketua DPD PDIP Jatim, Eddy Tarmidi Widjaja; serta Dekan FISIB UTM, Surokim Abdussalam tampil begitu ciamik dalam mendiskusikan ranjau hibah dalam perspektif regulasi serta bingkai manfaat dan mudaratnya untuk masyarakat.

Diskusi semakin seru saat para narasumber saling mempertengkarkan pikirannya. Misalnya Mujahid setuju agar hibah dihapus saja karena dalam praktiknya lebih banyak diselewengkan, tapi perspektif itu ditolak 5 Parpol lainnya mengingat manfaatnya untuk masyarakat tetap besar.

Selain itu, Ansori juga mengapresiasi kehadiran JJ Community, bahkan memberi masukan agar diskusi bisa digelar di lingkungan Parpol. “Apabila perlu ditindaklanjuti, maka acara ini bisa datang ke partai-partai politik," ucapnya.{*}

» Baca berita Suap Hibah Pemprov Jatim. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.