Cucu Pendiri NU: Anies Punya Komitmen Nyata terhadap NU, Cap Kanan dan Radikal Itu Hanya Framing!

| -
Cucu Pendiri NU: Anies Punya Komitmen Nyata terhadap NU, Cap Kanan dan Radikal Itu Hanya Framing!
BERTEMU KIAI: Anies-Cak Imin bertemu kiai NU Jatim di Ponpes Mambaul Ma’arif Jombang. | Foto: IST

SURABAYA | Barometer Jatim – Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang, KH Abdus Salam Shohib menyebut bakal Capres Anies Baswedan bukan hambatan bagi warga Nahdlatul Ulama (NU) alias Nahdliyin untuk memilih duet Anies-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Pilpres 2024.

Soal mantan Gubernur DKI Jakarta itu dicap "kanan" dan "radikal" hanya pembingkaian semata. “Saya kira itu framing ya,” tandas cucu salah seorang kiai pendiri NU, KH Bisri Syansuri yang akrab disapa Gus Salam tersebut kepada Barometer Jatim, Sabtu (30/9/2023).

Karena itu, pertemuan Anies-Cak Imin dengan para masyayikh, kiai, dan gus di Ponpes Mambaul Ma’arif, Jumat (29/9/2023), salah satu tujuannya untuk menegaskan kembali soal track record dan komitmen Anies terhadap perjuangan NU.

| Baca juga:

“Dan Mas Anies mau menjawab, meyakinkan masyayikh, bahwa selama ini framing yang dibangun kalau beliau adalah kanan, radikal, itu hanya opini yang tidak ada faktanya,” terang Gus Salam.

“Beliau menyampaikan, bahwa tidak ada satu pun tuduhan dari framing yang diciptakan itu ada faktanya ketika beliau memimpin Jakarta selama lima tahun,” sambungnya.

Justru selama memimpin Jakarta, lanjut Gus Salam, Anies menjaga betul toleransi yang kemudian diganjar Harmony Award dari Kementerian Agama.

“Kemudian tentang khidmat kepada NU, beliau juga yang menginisiasi Masjid Hasyim Asy’ari. Lalu membangun kantor NU 4 lantai, padahal sebelum beliau itu ada gubernur yang juga Ketua PWNU,” terang Gus Salam.

| Baca juga:

“Itu komitmen-komitmen nyata dari beliau terhadap NU, dan track record nyata beliau tentang penjagaan terhadap toleransi, kebhinekaan dan persatuan bangsa,” tambahnya.

Komitmen-komitmen tersebut, ucap Gus Salam, dipertegas dalam pertemuan dengan para kiai. Semua opini yang ditanyakan dijawab Anies dengan logika yang sangat bisa diterima, karena semuanya adalah tuduhan yang tidak ada faktanya.

“Kami sendiri menilai, bahwa pemikiran radikal, pemikiran kadang-kadang ekstrem itu kan fakta yang ada. Tapi apakah caranya kita itu dengan memusuhi kemudian dengan memarjinalkan mereka, menurut kami tidak,” katanya.

Denyut Nadi NU Moderat

Bagi Gus Salam, NU itu denyut nadinya adalah wasathiyah (moderat). Maka berkumpul dengan siapa pun, NU akan mengajak mereka untuk ke tengah.

“Kumpul dengan orang-orang kiri, orang merah, liberal, sekuler, ya kita ajak ke tengah jadi orang moderat. Begitu juga ketika harus berinteraksi, berkumpul intens dengan teman-teman yang ada di kanan, maka ayo kita ajak ke tengah,” ujarnya.

| Baca juga:

Indikasi-indikasi tersebut, kata Gus Salam, sebenarnya sudah ada. Hasil dari persamuan atau komunikasi antara NU dengan kaum kanan, banyak yang kemudian bergeser ke tengah.

“Contoh Hanan Attaki sudah menyatakan masuk NU melalui baiatnya Kiai Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jatim). Ustadz Abdul Somad sudah banyak berubah terhadap cara pandang terhadap negara ini, bahkan komunikasi dengan beberapa kiai kan dia intens. Apalagi setelah FPI, HTI enggak ada, apa yang perlu ditakutkan dari mereka,” katanya.{*}

| Baca berita Pilpres 2024. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur