Gus Hans Terang-terangan Bela Gibran: Kita di Negara Demokrasi, Tak Relevan Bicara Politik Dinasti!

| -
Gus Hans Terang-terangan Bela Gibran: Kita di Negara Demokrasi, Tak Relevan Bicara Politik Dinasti!
BERSAMA PRABOWO: Gus Hans (tengah) bersama Prabowo Subianto di Ponpes Ora Aji asuhan Gus Miftah. | Foto: IST/Dok

SURABAYA | Barometer Jatim – Resmi menjadi Cawapres pendamping Prabowo Subianto, Wali Kota Solo yang juga putra sulung Presiden RI Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka langsung dihantam polemik soal politik dinasti.

Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) KH Zahrul Azhar As’ad alias Gus Hans turut bersuara dan membela Gibran, mengingat bicara politik dinasti di negara demokrasi tidaklah relevan.

"Saya kira tidak relevan ya kita bicara politik dinasti di negara demokrasi. Kecuali kalau kita tinggal di Korea Utara, habis dari bapaknya ke anaknya tanpa proses pemilihan, ditentukan oleh mereka sendiri. Maka itu bisa jadi politik dinasti. Di Singapura, di Kanada, PM (Perdana Menteri)-nya kan juga anaknya mantan presiden," ujar Gus Hans di Surabaya, Senin (23/10/2023).

| Baca juga:

Bahkan di negara yang mengklaim dirinya paling demokrasi, contohnya Amerika, ada George Bush dan Geroge W Bush. “Apakah lalu kita dicap sebagai politik dinasti? Ya enggak lah, kecuali tidak ada proses pemilihan umum,” kata Gus Hans.

“Berapa banyak, kita fair-fair-an saja, anak dari politisi, pemimpin sebuah negara, tidak bisa meneruskan kebaikan yang dilakukan orang tuanya? Tapi justru gagal mencapai karier karena faktor narkoba dan sebagainya. Kalau misalnya ada orang tuanya baik dan dilanjutkan dengan hal-hal yang baik oleh anaknya, kan malah bagus," sambungnya.

Sehatkan Kehidupan Berpolitik

Gus Hans justru bersyukur Gibran bisa maju dalam kontestasi Pilpres 2024. “Alhamdulillah, tidak ada kata lain selain alhamdulillah karena terpilihnya sosok anak muda yang bisa berkontestasi untuk membangun negeri ini,” katanya.

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang tersebut juga berterima kasih kepada Prabowo Subianto yang telah mempercayakan anak muda sebagai pendampingnya, dan ini bisa menyehatkan kehidupan berpolitik di Indonesia, terutama kepada anak-anak muda.

“Ada optimisme bahwa siapa pun, dalam usia berapa pun, asal dia matang, dia memiliki hak yang sama di dalam membangun negeri ini. Saya melihat Mas Gibran adalah sosok anak muda yang bisa memberikan inspirasi bagi anak muda yang lain,” kata Gus Hans.

| Baca juga:

Menurut Gus Hans, bangsa ini akan semakin matang kalau tidak terjebak dalam polemik politik dinasti atau apapun istilahnya, yang akhirnya membuat orang atau satu orang tidak memiliki kesempatan yang sama dengan yang lain.

“Artinya siapa pun mereka berhak mendapatkan perlakuan dan juga hak yang sama dalam kehidupan berpolitik. Sehingga siapa pun bisa, mau anaknya petani, presiden, tentara, PNS, dan sebagainya memiliki hak yang sama. Ini kesetaraan yang baik,” pungkasnya.{*}

| Baca berita Pilpres 2024. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.